Senin, 31 Oktober 2016

Siapa Yang Akan Menyolatkanmu Kelak ?

Ust. Abuz Zubair al-Hawariy Lc. Hafidzahullah


Saudaraku.....
Sudahkan engkau memilih orang-orang yang akan berdiri kelak mengisi shaf-shafmu, dibelakang jenazahmu ketika kamu disholatkan?

Pertanyaan yang aneh, barangkali membingungkan, apa mungkin kita memlilih orang-orang yang menyolatkan jenazah kita? Apa mungkin kita memilih orang orang yang mendoakan kita?

Adalah hal yang lazim, bahwa biasanya yang menyolatkan sesorang adalah orang yang mencintainya, teman-teman dekatnya, karib kerabat dan orang-orang yang mengenalnya. Merekalah yang lazimnya berdiri kelak di shaf, dibelakang jenazahnya ketika disholatkan.

Sudahkan anda berpikir?
Siapakah kelak yang menangis disisi anda ketika anda meregang nyawa, menghembuskan nafas terakhir dan mentalqinkan anda “Laa illaha ilallahu”?

Sudahkah anda berpikir?
Siapakah kelak yang akan memandikan jasad anda dan mekafankan tubuh anda ?

Sudahkah anda berpikir?
Siapakah kelak yang akan akan menyolatkan anda, mengantarkan kekuburan, bahkan menurunkan ke liang lahat?

Lalu siapa pula yang berdiri, dan berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar engkau diberi keteguhan saat ditanya malaikat di alam barzah.

Sekarang cobalah lihat ketika jenazah diantar ke kuburan? Cobalah lihat siapa yang mengantar ke kuburan?

Bukankah orang orang yang sama seperti yang diantar? Bukankah orang-orang yang sama, yang dekat, yang ketika di dunia saling mengenal dan mencintai?

Rosulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :

“Jangan kamu bersahabat melainkan dengan orang yang mukmin dan jangan berikan makan kecuali kepada orang yang bertakwa.” [Hadis riwayat Abu Daud dan at-Tirmizi]

Bukankah perumpamaan teman yang baik seperti penjual wangi wangian? Sedangkan perumpamaan teman yang buruk seperti pandai besi?

Saudaraku.....
Inilah realita didunia, lebih baik kita menelan pahit di dunia, daripada kita menelan pil pahit di yaumil qiyamah kelak.

Rosulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :

“Tidaklah seorang muslim meninggal dunia lantas dishalatkan (shalat jenazah) oleh 40 orang yang tidak berbuat syirik kepada Allah sedikit pun melainkan Allah akan memperkenankan syafa’at (do’a) mereka untuknya.” (HR. Muslim no. 948)

Tidaklah kita ingin orang-orang sholeh, mendoakan disampingmu, ketika anda wafat? Lalu mentalqinkanmu, lalu memandikanmu, mengkafankanmu, menyolatkanmu, mengantarkan dan menurunkan jenazahmu ke liang lahat sesuai sunnah Rosulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam?

Kemudian setelah itu mereka menengadahkan kedua tangan berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, memintakan ampunan kepadamu. Tidak pernahkah engkau membayangkan betapa indahnya ini?

Ketahuilah ketika anda wafat, orang yang bersedih adalah orang orang yang mengenal anda. Ketahuilah ketika anda wafat, orang yang menangis adalah orang yang mengenal anda.

Maka dari sekarang, wahai saudara saudariku....

Pilih orang-orang yang akan menyolatkanmu kelak dan yang mendoakanmu kelak. Apakah engkau akan memilih orang-orang yang sholeh atau orang-orang yang maksiat?

Apakah engkau mengira bahwa kelak, yang akan mendoakan dan menyolatkanmu adalah orang-orang yang mengajakmu ke majelis ilmu (taman-taman syurga) atau orang yang mengajakmu bermain bola? Yang mengajakmu hura-hura, yang mengajakmu menonton sinetron dan drama?

Apakah engkau ingin yang menyolatkanmu kelak adalah orang-orang yang rajin membaca al qur'an dan ketika berbicara mengatakan “Qalallahu atau Qala Rosulullahu Shalallahu 'Alaihi Wasallam?” Ataukah orang yang selalu berkata kasar, kotor, keji dan menyampaikan berita berita yang tidak baik kepada anda?

Siapa yang anda inginkan menyolatkan anda kelak?

Apakah yang anda pilih orang-orang yang berdiri shaf-shaf sholat lima waktu dimasjid masjid kaum muslimin? Ataukah orang yang tidak sholat, sibuk bermain gitar, domino dsb ?

Pilih Saudaraku.......

Oleh karena itu, jangan berteman kecuali dengan orang yang sholeh, jangan bersahabat kecuali dengan orang yang bertaqwa, dan berusahalah untuk bersahabat dengan orang-orang mukmin yang bertauhid dan tidak menyukutukan Allah dengan suatu apapun.

Mudah-mudahan kelak mereka yang akan mendoakanmu dan mereka yang menyolatkanmu, sehingga mereka yang akan menjadi syafaatmu di yaumil akhir kelak. Aamiin......


🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾

Minggu, 30 Oktober 2016

SEBUAH RENUNGAN

*Yang merasa orang tua wajib baca*

“ Goblok kamu ya…” Kata Suamiku sambil melemparkan buku lapor sekolah Doni. Kulihat suamiku berdiri dari tempat duduknya dan kemudian dia menarik kuping Doni dengan keras. Doni meringis.

Tak berapa lama Suamiku pergi kekamar dan keluar kembali membawa penepuk nyamuk. Dengan garang suamiku memukul Doni berkali kali dengan penepuk nyamuk itu. Penepuk nyamuk itu diarahkan kekaki, kemudian ke punggung dan terus , terus. Doni menangis “ Ampun, ayah ..ampun ayah..” Katanya dengan suara terisak isak. Wajahnya memancarkan rasa takut. Dia tidak meraung. Doni ku tegar dengan siksaan itu. Tapi matanya memandangku. Dia membutuhkan perlindunganku. Tapi aku tak sanggup karena aku tahu betul sifat suamiku.

“Lihat adik adikmu. Mereka semua pintar pintar sekolah. Mereka rajin belajar. Ini kamu anak tertua malah malas dan tolol Mau jadi apa kamu nanti ?. Mau jadi beban adik adik kamu ya…he “ Kata suamiku dengan suara terengah engah kelelahan memukul Doni. Suamiku terduduk dikorsi. Matanya kosong memandang kearah Doni dan kemudian melirik kearah ku “ Kamu ajarin dia. Aku tidak mau lagi lihat lapor sekolahnya buruk. Dengar itu. “ Kata suamiku kepadaku sambil berdiri dan masuk kekamar tidur.

Kupeluk Doni. Matanya memudar. Aku tahu dengan nilai lapor buruk dan tidak naik kelas saja dia sudah malu apalagi di maki maki dan dimarahi didepan adik adiknya. Dia malu sebagai anak tertua. Kembali matanya memandangku. Kulihat dia butuh dukunganku. Kupeluk Doni dengan erat “ Anak bunda, tidak tolol. Anak bunda pintar kok. Besok ya rajin ya belajarnya”

“ Doni udah belajar sungguh sungguh, bunda, Bunda kan lihat sendiri. Tapi Doni memang engga pintar seperti Ruli dan Rini. Kenapa ya Bunda” Wajah lugunya membuatku terenyuh.. Aku menangis “ Doni, pintar kok. Doni kan anak ayah. Ayah Doni pintar tentu Doni juga pintar. “

“ Doni bukan anak ayah.” Katanya dengan mata tertunduk “ Doni telah mengecewakan Ayah, ya bunda “

Malamnya , adiknya Ruli yang sekamar dengannya membangunkan kami karena ketakutan melihat Doni menggigau terus. Aku dan suamiku berhamburan kekamar Doni. Kurasakan badannya panas.Kupeluk Doni dengan sekuat jiwaku untuk menenangkannya. Matanya melotot kearah kosong. Kurasakan badannya panas. Segera kukompres kepalanya dan suamiku segera menghubungi dokter keluarga. Doni tak lepas dari pelukanku “ Anak bunda, buah hati bunda, kenapa sayang. Ini bunda,..” Kataku sambil terus membelai kepalanya. Tak berapa lama matanya mulai redup dan terkulai. Dia mulai sadar. Doni membalas pelukanku. ‘ Bunda, temani Doni tidur ya." Katanya sayup sayup. Suamiku hanya menghelap nafas. Aku tahu suamiku merasa bersalah karena kejadian siang tadi.

Doni adalah putra tertua kami. Dia lahir memang ketika keadaan keluarga kami sadang sulit. Suamiku ketika itu masih kuliah dan bekerja serabutan untuk membiayai kuliah dan rumah tangga. Ketika itulah aku hamil Doni. Mungkin karena kurang gizi selama kehamilan tidak membuat janinku tumbuh dengan sempurna. Kemudian , ketika Doni lahir kehidupan kami masih sangat sederhana. Masa balita Doni pun tidak sebaik anak anak lain. Diapun kurang gizi. Tapi ketika usianya dua tahun, kehidupan kami mulai membaik seiring usainya kuliah suamiku dan mendapatkan karir yang bagus di BUMN. Setelah itu aku kembali hamil dan Ruli lahir., juga laki laki dan dua tahu setelah itu, Rini lahir, adik perempuannya. Kedua putra putriku yang lahir setelah Doni mendapatkan lingkungan yang baik dan gizi yang baik pula. Makanya mereka disekolah pintar pintar. Makanya aku tahu betul bahwa kemajuan generasi ditentukan oleh ketersediaan gizi yang cukup dan lingkungan yang baik.

Tapi keadaan ini tidak pernah mau diterima oleh Suamiku. Dia punya standard yang tinggi terhadap anak anaknya. Dia ingin semua anaknya seperti dia. Pintar dan cerdas. “ Masalah Doni bukannya dia tolol, Tapi dia malas. Itu saja. “ Kata suamiku berkali kali. Seakan dia ingin menepis tesis tentang ketersediaan gizi sebagai pendukung anak jadi cerdas. “ Aku ini dari keluarga miskin. Manapula aku ada gizi cukup. Mana pula orang tuaku ngerti soal gizi. Tapi nyatanya aku berhasil. “ Aku tak bisa berkata banyak untuk mempertahankan tesisku itu.

Seminggu setelah itu, suamiku memutuskan untuk mengirim Doni kepesantren. AKu tersentak.

“ Apa alasan Mas mengirim Doni ke Pondok Pesantren “

 “ Biar dia bisa dididik dengan benar”

“ Apakah dirumah dia tidak mendapatkan itu”

“ Ini sudah keputusanku, Titik.

“ tapi kenapa , Mas” AKu berusaha ingin tahu alasan dibalik itu.

Suamiku hanya diam. Aku tahu alasannya.Dia tidak ingin ada pengaruh buruk kepada kedua putra putri kami. Dia malu dengan tidak naik kelasnya Doni. Suamiku ingin memisahkan Doni dari adik adiknya agar jelas mana yang bisa diandalkannya dan mana yang harus dibuangnya. Mungkinkah itu alasannya. Bagaimanapun , bagiku Doni akan tetap putraku dan aku akan selalu ada untuknya. Aku tak berdaya. Suamiku terlalu pintar bila diajak berdebat.

Ketika Doni mengetahui dia akan dikirim ke Pondok Pesantren, dia memandangku. Dia nanpak bingung. Dia terlalu dekat denganku dan tak ingin berpisah dariku.

Dia peluk aku “ Doni engga mau jauh jauh dari bunda” Katanya.

Tapi seketika itu juga suamiku membentaknya “ Kamu ini laki laki. TIdak boleh cengeng. Tidak boleh hidup dibawah ketiak ibumu. Ngerti. Kamu harus ikut kata Ayah. Besok Ayah akan urus kepindahan kamu ke Pondok Pesantren. “

Setelah Doni berada di Pondok Pesantren setiap hari aku merindukan buah hatiku. Tapi suamiku nampak tidak peduli. “ Kamu tidak boleh mengunjunginya di pondok. Dia harus diajarkan mandiri. Tunggu saja kalau liburan dia akan pulang” Kata suamiku tegas seakan membaca kerinduanku untuk mengunjungi Doni.

Tak terasa Doni kini sudah kelas 3 Madrasa Aliyah atau setingkat SMU. Ruli kelas 1 SMU dan Rini kelas 2 SLP. Suamiku tidak pernah bertanya soal Raport sekolahnya. Tapi aku tahu raport sekolahnya tak begitu bagus tapi juga tidak begitu buruk. Bila liburan Doni pulang kerumah, Doni lebih banyak diam. Dia makan tak pernah berlebihan dan tak pernah bersuara selagi makan sementara adiknya bercerita banyak soal disekolah dan suamiku menanggapi dengan tangkas untuk mencerahkan. Walau dia satu kamar dengan adiknya namun kamar itu selalu dibersihkannya setelah bangun tidur. Tengah malam dia bangun dan sholat tahajud dan berzikir sampai sholat subuh.

Ku purhatikan tahun demi tahu perubahan Doni setelah mondok. Dia berubah dan berbeda dengan adik adiknya. Dia sangat mandiri dan hemat berbicara. Setiap hendak pergi keluar rumah, dia selalu mencium tanganku dan setelah itu memelukku. Beda sekali dengan adik adiknya yang serba cuek dengan gaya hidup modern didikan suamiku.

Setamat Madrasa Aliyah, Doni kembali tinggal dirumah. Suamiku tidak menyuruhnya melanjutkan ke Universitas. “ Nilai rapor dan kemampuannya tak bisa masuk universitas. Sudahlah. Aku tidak bisa mikir soal masa depan dia. Kalau dipaksa juga masuk universitas akan menambah beban mentalnya. “ Demikian alasan suamiku. Aku dapat memaklumi itu. Namun suamiku tak pernah berpikir apa yang harus diperbuat Doni setelah lulus dari pondok. Donipun tidak pernah bertanya. Dia hanya menanti dengan sabar.

Selama setahun setelah Doni tamat dari mondok, waktunya lebih banyak di habiskan di Masjid. Dia terpilih sebagai ketua Remaja Islam Masjid. Doni tidak memilih Masjid yang berada di komplek kami tapi dia memilih masjid diperkampungan yang berada dibelakang komplek. Mungkin karena inilah suamiku semakin kesal dengan Doni karena dia bergaul dengan orang kebanyakan. Suamiku sangat menjaga reputasinya dan tak ingin sedikitpun tercemar. Mungkin karena dia malu dengan cemoohan dari tetangga maka dia kadang marah tanpa alasan yang jelas kepada Doni. Tapi Doni tetap diam. Tak sedikitpun dia membela diri.

Suatu hari yang tak pernah kulupakan adalah ketika polisi datang kerumahku. Polisi mencurigai Doni dan teman temannya mencuri di rumah yang ada di komplek kami. Aku tersentak. Benarkah itu. Doni sujud dikaki ku sambil berkata “ Doni tidak mencuri , Bunda. TIdak, Bunda percayakan dengan Doni. Kami memang sering menghabiskan malam di masjid tapi tidak pernah keluar untuk mencuri.” Aku meraung ketika Doni dibawa kekantor polisi. Suamiku dengan segala daya dan upaya membela Doni. Alhamdulilah Doni dan teman temannya terbebaskan dari tuntutan itu. Karena memang tidak ada bukti sama sekali. Mungkin ini akibat kekesalan penghuni komplek oleh ulah Doni dan kawan kawan yang selalu berzikir dimalam hari dan menggangu ketenangan tidur.

Tapi akibat kejadian itu , suamiku mengusir Doni dari rumah. Doni tidak protes. Dia hanya diam dan menerima keputusan itu. Sebelum pergi dia rangkul aku” Bunda , Maafkanku. Doni belum bisa berbuat apapun untuk membahagiakan bunda dan Ayah. Maafkan Doni “ Pesanya. Diapun memandang adiknya satu satu. Dia peluk mereka satu persatu “ Jaga bunda ya. Mulailah sholat dan jangan tinggalkan sholat. Kalian sudah besar .” demikian pesan Doni. Suamiku nampak tegar dengan sikapnya untuk mengusir DOni dari rumah.

“ Mas, Dimana Doni akan tinggal. “ Kataku dengan batas kekuatan terakhirku membela Doni.

“ Itu bukan urusanku. Dia sudah dewasa. Dia harus belajar bertanggung jawab dengan hidupnya sendiri.

***
Tak terasa sudah enam tahun Doni pergi dari Rumah. Setiap bulan dia selalu mengirim surat kepadaku. Dari suratnya kutahu Doni berpindah pindah kota. Pernah di Bandung, Jakarta, Surabaya dan tiga tahun lalu dia berangkat ke Luar negeri. Bila membayangkan masa kanak kanaknya kadang aku menangis. Aku merindukan putra sulungku. Setiap hari kami menikmati fasilitas hidup yang berkecukupan. Ruli kuliah dengan kendaraan bagus dan ATM yang berisi penuh. Rinipun sama. Karir suamiku semakin tinggi. Lingkungan social kami semakin berkelas. Tapi, satu putra kami pergi dari kami. Entah bagaimana kehidupannya. Apakah dia lapar. Apakah dia kebasahan ketika hujan karena tidak ada tempat bernaung. Namun dari surat Doni , aku tahu dia baik baik saja. Dia selalu menitipkan pesan kepada kami, “ Jangan tinggalkan sholat. Dekatlah kepada Allah maka Allah akan menjaga kita siang dan malam. “

***
Prahara datang kepada keluarga kami. Suamiku tersangkut kasus Korupsi. Selama proses pemeriksaan itu suamiku tidak dibenarkan masuk kantor. Dia dinonaktifkan. Selama proses itupula suamiku nampak murung. Kesehatannya mulai terganggu. Suamiku mengidap hipertensii. Dan puncaknya , adalah ketika Polisi menjemput suamiku di rumah. Suamiku terbukti melakukan tindak pidana korupsi. Rumah dan semua harta yang selama ini dikumpulkan disita oleh negara. Media maassa memberitakan itu setiap hari. Reputasi yang selalu dijaga oleh suamiku selama ini ternyata dengan mudah hancur berkeping keping. Harta yang dikumpul, sirna seketika. Kami sekeluarga menjadi pesakitan. Ruli malas untuk terus keliah karena malu dengan teman temannya. Rini juga sama yang tak ingin terus kuliah.

Kini suamiku dipenjara dan anak anak jadi bebanku dirumah kontrakan. Ya walau mereka sudah dewasa namun mereka menjadi bebanku. Mereka tak mampu untuk menolongku. Baru kutahu bahwa selama ini kemanjaan yang diberikan oleh suamiku telah membuat mereka lemah untuk survival dengan segala kekurangan. Maka jadilah mereka bebanku ditengah prahara kehidupan kami. Pada saat inilah aku sangat merindukan putra sulungku. Ditengah aku sangat merindukan itulah aku melihat sosok pria gagah berdiri didepan pintu rumah.

Doniku ada didepanku dengan senyuman khasnya. Dia menghambur kedalam pelukanku. “ Maafkan aku bunda, Aku baru sempat datang sekarang sejak aku mendapat surat dari bunda tentang keadaan ayah. “ katanya. Dari wajahnya kutahu dia sangat merindukanku. Rini dan Ruli juga segera memeluk Doni. Mereka juga merindukan kakaknya. Hari itu, kami berempat saling berpelukan untuk meyakinkan kami akan selalu bersama sama.

Kehadiran Doni dirumah telah membuat suasana menjadi lain. Dengan bekal tabungannya selama bekerja diluar negeri, Doni membuka usaha percetakan dan reklame. Aku tahu betul sedari kecil dia suka sekali menggambar namun hobi ini selalu di cemoohkan oleh ayahnya. Doni mengambil alih peran ayahnya untuk melindungi kami. Tak lebih setahu setelah itu, Ruli kembali kuliah dan tak pernah meninggalkan sholat dan juga Rini. Setiap maghrib dan subuh Doni menjadi imam kami sholat berjamaah dirumah. Seusai sholat berjaman Doni tak lupa duduk bersilah dihadapan kami dan berbicara dengan bahasa yang sangat halus , beda sekali dengan gaya ayahnya

“ Manusia tidak dituntut untuk terhormat dihadapan manusia tapi dihadapan Allah. Harta dunia, pangkat dan jabatan tidak bisa dijadikan tolok ukur kehormatan. Kita harus berjalan dengan cara yang benar dan itulah kunci meraih kebahagiaan dunia maupun akhirat. Itulah yang harus kita perjuangkan dalam hidup agar mendapatkan kemuliaan disisi Allah. . Dekatlah kepada Allah maka Allah akan menjaga kita. Apakah ada yang lebih hebat menjaga kita didunia ini dibandingkan dengan Allah. “

“ Apa yang menimpa keluarga kita sekarang bukanlan azab dari Allah. Ini karena Allah cinta kepada Ayah. Allah cinta kepada kita semua karena kita semua punya peran hingga membuat ayah terpuruk dalam perbuatan dosa sebagai koruptor. Allah sedang berdialog dengan kita tentang sabar dan ikhlas, tentang hakikat kehidupan, tentang hakikat kehormatan. Kita harus mengambil hikmah dari ini semua untuk kembali kepada Allah dalam sesal dan taubat. Agar bila besok ajal menjemput kita, tak ada lagi yang harus disesalkan, Karna kita sudah sangat siap untuk pulang keharibaan Allah dengan bersih. “

Seusai Doni berbicara , aku selalu menangis. Doni yang tidak pintar sekolah, tapi Allah mengajarinya untuk mengetahui rahasia terdalam tentang kehidupan dan dia mendapatkan itu untuk menjadi pelindung kami dan menuntun kami dalam taubah. Ini jugalah yang mempengaruhi sikap suamiku dipenjara. Kesehatannya membaik. Darah tingginya tak lagi sering naik. Dia ikhlas dan sabar , dan tentu karena dia semakin dekat kepada Allah. Tak pernah tinggal sholat sekalipun. Zikir dan linangan airmata sesal akan dosanya telah membuat jiwanya tentram.

Mahasuci Allah , terimakasih anakku...

SEMOGA BERMANFAAT👍

Kamis, 27 Oktober 2016

Khutbah Jum'at - Peringatan Sumpah Pemuda

Ma’aasyiral muslimin rahimakumullah.
Pada kesempatan yang mulia ini, marilah kita bersama-sama mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat, rahmat, taufiq dan hidayahNya kepada kita, sehingga pada siang hari ini kita masih diberikan kesempatan untuk melaksanakan shalat jum’at dalam kedaan sehat wal afiat. Mudah-mudahan amal ibadah kita diterima oleh Allah SWT.
Shalawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kehadirat Rasulullah Muhammad SAW yang telah memberikan bimbingan dan petunjuk kepada kita berupa ajaran agama Islam. Semoga kita mendapat syafa’atnya didunia hingga akhirat kelak.

Ma’aasyiral muslimin rahimakumullah.
Pada kesempatan yang baik ini, marilah kita berusaha meningkatkan nilai ketaqwaan kita kepada Allah SWT dengan sebaik-baik bertaqwa. Yaitu dengan mengerjakan segala perintah Allah, serta menjauhi segala larangan-larangan Allah. Kita harus menyadari bahwa hakikat hidup kita di dunia ini adalah semata-mata untuk berbhakti kepada Allah. Taqwa dapat menumbuhkan amal-amal shaleh yang nyata sebagai pembuktian kebenaran iman. Sebab, segala perbuatan dan amal manusia merupakan pencerminan dari imannya kepada Allah SWT.

Ma’aasyiral muslimin rahimakumullah.
Pada tanggal 28 Oktober, setiap tahun bangsa Indonesia memperingati hari Sumpah Pemuda. Pada hari ini tepatnya, sudah 88 tahun Sumpah Pemuda berlalu. Pada masa itu bangsa Indonesia berada dalam belenggu penjajah dan kemudian para pemuda berinisiatif untuk bangkit dan bersatu mengusir penjajah.
Belajar dari Sumpah Pemuda, ada catatan sejarah yang sangat berharga di dalamnya. Butir-butir dalam Sumpah Pemuda itu tidak hanya semata-mata disusun untuk menjadi hasil yang membantu kaum muda menjawab kebutuhan kemerdekaan dari penjajahan saat itu. Melainkan lebih dari itu, Sumpah Pemuda telah menjadi spirit yang terus terpatri dalam hati sanubari para pemuda itu. Suatu semangat yang dibangun atas dasar kesamaan nasib dan cita-cita. Yang kemudian dikemas dengan komitmen untuk senasib sepenanggungan sebagai satu bangsa dan satu tanah air. Yang pertama-tama ditandai dengan disepakatinya bahasa universal yaitu bahasa Indonesia. Semangat Sumpah Pemuda mencapai puncaknya pada 17 Agustus 1945 ketika bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan. Sejak itu, Indonesia yang terdiri atas berbagai etnis, agama, dan golongan menjadi bangsa yang merdeka dan bersatu.

Ma’aasyiral muslimin rahimakumullah.
Dahulu, Imam As-Syafii telah hafal Al Quran pada usia sekitar 9 tahun dan mulai diminta ijtihadnya pada usia kira-kira 13 tahun, akhirnya ia menjadi mujtahid, imam madzhab yang terkemuka. Hassan Al Banna mendirikan gerakan Ikhwanul Muslimin pada usia 23 tahun. Usamah bin Zaid pada usia 18 tahun telah memimpin pasukan perang. Ali bin Abi Thalib dan Zubair bin Awwam pada usia 8 tahun telah terlibat dalam perjuangan.
Lalu bagaimana dengan keadaan zaman sekarang? 
Apa yang sedang dilakukan dan difikirkan oleh remaja berusia 8 hingga 18 tahun dan pemuda-pemudi berusia 23 tahunan? 
Kita bisa melihat sendiri disekitar kita. Mereka yang tawuran, terlibat kriminalitas, pecandu narkoba, pemerkosaan, pelaku seks bebas sampai koruptor adalah para pemuda. Walaupun masih banyak pemuda yang mengisi kemerdekaan ini dengan mengukir prestasi. Melalui belajar sungguh-sungguh dan berprestasi melalui olahraga, dan lain sebagainya. Mereka yang mengharumkan nama bangsa juga pemuda.

Ma’aasyiral muslimin rahimakumullah.
Masa muda merupakan masa sempurnanya pertumbuhan fisik dan kekuatan seorang manusia. Itu merupakan nikmat besar dari Allah Ta`ala yang seharusnya di­manfaat­kan dengan sebaik-sebaiknya untuk amal kebaikan guna meraih ridha-Nya. Masa muda adalah masa yang penuh dengan godaan untuk memperturutkan hawa nafsu. Seorang pemuda yang sedang dalam masa pertumbuhan fisik maupun mental, banyak mengalami gejolak dalam pikiran maupun jiwanya, yang tak jarang menyebabkan hidup­nya terguncang.  Dalam kondisi seperti itu, peluang terjerumus kedalam keburukan dan kesesatan yang dibisikkan setan sangatlah besar.
Apalagi Iblis yang telah bersumpah di hadapan Allah SWT bahwa dia akan menyesatkan manusia dari jalan-Nya dengan menempuh segala cara.
Dijelaskan dalam Al-Qur’an :
Iblis berkata: ‘Karena Engkau telah menghukumku ter­­sesat, aku benar-benar akan (menghalangi-halangi) ma­nusia dari jalan-Mu yang lurus. Kemudian aku akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka, dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).”
(QS al-A`raf: 16-17)
Agama Islam memberi perhatian sangat besar ter­hadap upaya perbaikan mental para pemuda. Karena generasi muda hari ini adalah pemeran utama di masa yang akan datang. Merekalah fondasi yang menopang masa depan umat ini.   Karena itu, banyak ayat al-Qur’an dan hadis yang mendorong kita agar membina dan mengarahkan para pemuda kepada kebaikan. Karena jika mereka baik maka umat ini akan memiliki masa depan yang cerah. Generasi tua akan digantikan dengan generasi muda yang shaleh. 
Rasulullah SAW juga bersabda, “Ada tujuh golongan manusia yang akan dinaungi Allah dalam naungan (Arsy-Nya) pada hari yang tidak ada naungan  kecuali naungan-Nya: yg salah satunya adalah : dan seorang pemuda yang tumbuh dalam ibadah (ketaatan) kepada Allah.” (HR Bukhari dan Muslim). 

Ma’aasyiral muslimin rahimakumullah.
Dari sisi usia, pemuda terbagi ke dalam dua fase yaitu fase puber/remaja berusia antara 10 sampai 21 tahun, dan fase dewasa awal berusia antara 21 sampai 35 tahun. Sebagian berpendapat bahwa siapapun yang berusia dibawah 40 tahun semenjak ia menjadi baligh bisa disebut sebagai pemuda. Barangkali patokannya adalah usia kerasulan Muhammad saw, yaitu 40 tahun. Mengapa pemuda? Alasan pertama, karena pemuda adalah generasi penerus, yaitu generasi yang meneruskan generasi sebelumnya yang baik. Allah SWT berfirman, 
 “Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun pahala amal mereka.” (QS. Ath-Thur : 21)

Alasan kedua, karena pemuda adalah generasi pengganti, yakni menjadi pengganti generasi sebelumnya yang buruk dan tidak taat kepada Allah. Allah SWT berfirman,  
"Hai orang-orang yang beriman, Barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha mengetahui."
(QS. Al-Maidah : 54)

Ma’aasyiral muslimin rahimakumullah.
Lahirnya sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 yang kini kita kenang selalu, adalah bukti kongkrit pentingnya masa muda sebagai titik tolak idealisme menuju pembaharuan hidup yang lebih baik. Baik secara individu, sosial, politik dan negara. Karena itu, setiap kita berbicara perbaikan sebuah negara, maka dimulai pertama kali dari perbaikan genarasi mudanya. Jangan bermimpi memperbaiki negara, bila pemudanya hancur secara spiritual, hidup dalam gelimang dosa dan kerusakan moral. Generasi muda hari ini adalah cerminan masa depan sebuah negara. Oleh karena itu, sudah saatnya kini generasi muda dijaga. Jangan biarkan mereka berjalan tanpa tuntunan. Tugas generasi tua adalah memberikan bimbingan, bukan melemparkan mereka ke lubang kehancuran. Bukan orang tua yang baik, bila membiarkan anak-anak mudanya rusak iman dan idealismenya. Perlu diketahui, bahwa hanya dengan iman kokoh anak-anak muda akan menjadi sukses. Sukses secara keduniaan, lebih dari itu sukses secara akhirat. Maka sungguh sangat mengerikan bila kurikulum pendidikan hanya fokus kepada masalah-masalah keduniaan. Di sana-sini kita masih menyaksikan banyak sekolah yang hanya bisa mengantarkan anak-anak didiknya kapada keberhasilan secara dunawi, namun secara akhlak dan agama mereka gagal. Akibatnya banyak anak muda yang terbiasa berbuat maksiat dengan tanpa merasa malu di depan siapapun. Na’udzubillah.

Ma’aasyiral muslimin rahimakumullah.
Akhir kata, marilah kita mempersiapkan generasi muda untuk membangun kehidupan masyarakat bernegara yang bermoral dan berakhlak baik.

Rabu, 26 Oktober 2016

Setan Tertawa ketika Kita Menguap

Kita Menguap, Setanpun Tertawa

Benarkah setan akan tertawa ketika kita menguap? Mengapa dia tertawa?



Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,

Anda bisa perhatikan hadis berikut,

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْعُطَاسَ وَيَكْرَهُ التَّثَاؤُبَ فَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ فَحَقٌّ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ سَمِعَهُ أَنْ يُشَمِّتَهُ وَأَمَّا التَّثَاؤُبُ فَإِنَّمَا هُوَ مِنْ الشَّيْطَانِ فَلْيَرُدَّهُ مَا اسْتَطَاعَ فَإِذَا قَالَ هَا ضَحِكَ مِنْهُ الشَّيْطَانُ

“Sesungguhnya Allah menyukai bersin dan membenci menguap. Oleh karena itu bila kalian bersin lalu dia memuji Allah, maka wajib atas setiap muslim yang mendengarnya untuk ber-tasymit (mengucapkan “yarhamukallah”). Sedangkan menguap itu dari setan, jika seseorang menguap hendaklah dia tahan semampunya. Bila orang yang menguap sampai mengeluarkan suara ‘haaahh’, setan tertawa karenanya.” (HR. Bukhari 6223)

Mengapa Setan Tertawa?

Tertawa merupakan ekspresi senang dan bahagia. Setan merasa senang ketika godaannya berhasil dan dituruti manusia. Karena setan selalu memotivasi manusia untuk menjadi pemalas dan banyak tidur. Sehingga Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan bahwa menguap sumbernya dari setan. Dalam sebuah hadis, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

التَّثَاؤُبُ مِنَ الشَّيْطَانِ، فَإِذَا تَثَاءَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَرُدَّهُ مَا اسْتَطَاعَ

“Menguap itu dari setan, jika seorang menguap hendaklah dia tahan semampunya.” (HR. Bukhari 3289 & Muslim 7682).

Dr. Musthofa Dib al-Bugho – pakar madzhab syafiiyah kontemporer – mengatakan,

أضيف إلى الشيطان لأنه هو الذي يدعو إلى إعطاء النفس شهواتها والتثاؤب يكون مع ميل الإنسان إلى الكسل والنوم والتثاقل عن الطاعات

Menguap dikatakan sebagai godaan setan, karena dialah yang mengajak manusia untuk memenuhi syahwatnya. Sementara menguap terjadi ketika seseorang cenderung malas, banyak tidur, dan berat dalam melakukan ketaatan. (Ta’liq Shahih Bukhari untuk hadis no. 3115)

Jika menguap itu sendiri sudah membuat setan merasa senang, dia akan merasa lebih senang ketika orang yang menguap sampai mengeluarkan suara huaah… Karena yang terjadi tidak hanya menguap, tetapi menguap yang disertai kesungguhan. Inilah yang membuat setan tertawa.

Ada juga yang mengatakan, setan tertawa ketika manusia menguap, karena wajah manusia berubah menjadi jelek saat dia menguap. (Fathul Bari, 10/612).

Dilarang Membuat Setan Tertawa

Sebagai muslim, tentu kita dilarang untuk memasukkan kebahagiaan di hati para musuh. Sebaliknya, kita dianjurkan membuat musuh islam marah, karena kita melakukan ketaatan dan komitmen terhadap syariat islam. Dan  ini Allah catat sebagai amal soleh.

Allah berfirman,

ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ لَا يُصِيبُهُمْ ظَمَأٌ وَلَا نَصَبٌ وَلَا مَخْمَصَةٌ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا يَطَئُونَ مَوْطِئًا يَغِيظُ الْكُفَّارَ وَلَا يَنَالُونَ مِنْ عَدُوٍّ نَيْلًا إِلَّا كُتِبَ لَهُمْ بِهِ عَمَلٌ صَالِحٌ

Yang demikian itu ialah karena mereka tidak ditimpa kehausan, kepayahan dan kelaparan pada jalan Allah, dan tidak (pula) menginjak suatu tempat yang membangkitkan amarah orang-orang kafir, dan tidak menimpakan sesuatu bencana kepada musuh, melainkan dituliskanlah bagi mereka dengan yang demikian itu suatu amal soleh. (QS. at-Taubah: 120).

Selasa, 25 Oktober 2016

HAFAL QURAN 30 JUZ DAN HADlTS TAK MENJAMIN MANUSIA MENDAPAT HIDAYAH


Kisah nyata ini di tuturkan Habib Quraisy bin Qosim Baharun, Cirebon, dr kisah perjalanannya th 1996. Kala itu pesawat melintasi daratan Afrika. Diantara penumpangnya Habib Quraisy dan ibu Tua sekitar 65-70 tahun berpenutup jilbab di sebelahnya. “Dimana asal Anda?” Tanyanya. Tahu Habib Quraisy orang Indonesia, dia mengajaknya berbahasa Indonesia dan amat fasih pula. Ibu Tua itu tersenyum bijak sambil berkata “Saya ‘Alhamdulillah’ menguasai sebelas bahasa dan 20 bahasa daerah”. Ibu Tua mulai mengupas pembahasan Al Qur’an dg indah dan mahir. Habib pun penasaran atas kehebatannya menjelaskan Al Qur’an, “Apakah Ibunda HAFAL AL-QUR’AN ?”
Beliau jawab “Ya, saya telah menghafal Al Qur’an dan saya rasa tidak cukup hanya menghafal Al Quran sehingga saya berusaha menghapal Tafsir Jalalain dan saya pun hafal”.

Tidak sampai disitu saja, Ibu Tua itu melanjutkan bicaranya “Namun Al Qur’an harus bergandengan dengan hadist. Sehingga saya kemudian berupaya lagi menghafal hadist tentang hukum sehingga saya hafal kitab hadist Bulughul Marom di luar kepala”.

“Lantas saya masih belum merasa cukup, karena di dalam Islam bukan hanya ada halal dan haram tapi harus ada fadhailul amal, maka saya pilih kitab Riyadhus Sholihin untuk saya hafal dan saya hafal”. Kata Ibu itu menuturkan pendalamannya tentang Islam kepada Habib Quraisy.

Ibu itu kembali bertutur “Di sisi agama ada namanya tasawuf, maka saya cenderung pada tasawuf sehingga saya pilih kitab Ihya Ulumuddin dan sampai saat ini saya sudah 50 kali mengkhatamkan membacanya. Saking seringnya saya baca Ihya Ulumuddin sampai-sampai Bab Ajaibul Qulub saya hafal di luar kepala”.

Habib Quraisy terperangah melihat kehebatan dan luarbiasanya Ibu itu. Namun karena tidak percaya begitu saja, Habib pun akhirnya mencoba test kebenaran perkataannya. Apakah benar Ia telah hafal Al Qur’an? Apakah benar Ia menguasai Tafsir Jalalain ttg asbabun-nuzul dan qaul Ibnu Abbas? Setelah melalui beberapa pertanyaan. Ternyata benar Ibu itu hafal Qur’an bahkan mampu menjawab tafsirnya dengan mahir dan piawai.

Ketika Habib mengangkat permasalahan ihya mawat yang ada dalam kitab Bulughul Maram Ibu Tua itu pun menjabarkannya cukup jelas.

Ketika Habib membahas tentang hadist Riyadhus Sholihin maka Ibu Tua itu menyebutkan sesuai apa yang disebutkan dalam kitab Dalailul Falihin sebagai syarah kitab hadist tsb.

Dan lagi Ia menjelaskan masalah psikologi hati berbasis kitab Ihya Ulumuddin pada pasal ajaibul qulub. Kembali Habib dibuat heran akan kehebatan Ibu Tua itu dan menggeleng-gelengkan kepalanya.

Pesawat akan mendarat di Airport. Ibu itu mengambil tasnya yang ada di kabin. Kerana sudah merasa kenal, Habib membantu menurunkan 3 tasnya ke lantai pesawat. Subhaanallah… Saat Ibu itu menunduk untuk mengambil tasnya ternyata keluar dari balik jilbabnya seutas kalung salib.
Seperti petir menyambar di siang bolong, Habib Quraisy menunduk lemah. Ibu itu tersenyum,  “Akan kujelaskan padamu nanti di hotel.”

Habib akan transit selama sehari semalam, pun Ibu Tua itu. Maka di ruang tunggu dia tunjukkan nomor kamarnya kepada Habib dan berjanji bertemu di ruang lobbi restaurant.

Keduanya akhirnya bertemu. Kpada Habib Qurasy ia mengatakan, “Saya bukan orang Kristen, mengapa saya keluar dari Kristen ?… karena saya menganggap Kristen itu hanya dongeng belaka. Dan kalung ini bukan berarti saya Kristen, tapi kalung ini pemberian almarhumah ibu saya”.

Ia mengatakan bahwa Ia telah mempelajari Kristen, Hindu juga Islam. Ia mengungkap ketertarikannya mengenai keagungan yang ada di balik wahyu Allah SWT dan hadits Nabi Muhammad SAW. “Ibu apa agamanya sekarang ?” Habib bertanya. Dia katakan “Saya tidak beragama”. “Andai Ibu masuk Islam, begitu baca syahadat, ibu akan langsung dapat titel ulama”. Karena demikian luas ilmu yang dimiliki kata Habib.

Ia menjawab, “MUNGKIN KARENA SAYA BELUM MENDAPAT HIDAYAH DARI ALLAH”

Habib Quraisy meneteskan airmata bersyukur kpd Allah SWT, bagaimana orang seperti dia yang sudah hafal Al Qur’an dan lain sebagainya belum Allah izinkan untuk beriman kepada-NYA.

Sementara kita tanpa usaha apapun, telah dipilih oleh Allah SWT untuk jadi seorang muslim. Demikianlah kisah ajaib ini. Semoga dapat diambil iktibar betapa bersyukur kita dianugrahi iman dan semakin bertambah kuat sampai ajal menjemput, sehingga kita termasuk orang yang husnul khotimah.

Ibu tua itu namanya ANN MARIE SCHIMMEL, ahli terkemuka dalam literature Islam & mistisisme (tasawuf), berkebangsaan Jerman, sebagai professor mengajar di 3 Universitas terkenal di 3 Negara berbeda, dikenal memiliki ingatan fotografis. Wafat tahun 2003 di usia 80 thn, entah bagaimana tentang keimanannya di akhir hidupnya. Ada yang tahu???

BETAPA MAHALNYA HIDAYAH. 
SETINGGI-TINGGINYA ILMU, 
SELUAS-LUASNYA PENGETAHUAN,
SEDALAM-DALAMNYA PEMIKIRAN, DAN 
SEKUAT-KUATNYA HAFALAN AL-QUR’AN 30 JUZ DAN HADlTS
TIDAKLAH MAMPU MENGGAPAI HIDAYAH.
KERANA HIDAYAH DATANGNYA DARI RAHMAT ALLAH.
SEBAGAIMANA SEORANG HAMBA MASUK SURGA KARENA RAHMATNYA
Tidaklah cukup hafal Al-Qur'an dan hadist.

subhanallah....
Sujud syukurku pada -Mu ya rabb...atas nikmat  hidayah ini....

Keep istiqamah ikhwah wa akhwaty fillah....

Orang Miskin yang Beruntung

BERUNTUNGLAH ORANG-ORANG MISKIN


Dari 'ABDULLOH BIN UMAR Ra ,

Dia berkata :

Orang-orang FAKIR MUHAJIRIN mengadu kepada ROSULULLOH Sholallohu 'Alaihi Wasallam atas karunia ALLOH yang diberikan kepada orang-orang kaya , Lalu BELIAU bersabda :

ﺃَﻟَﺎ ﺃُﺑَﺸِّﺮُﻛُﻢْ ﺃَﻥَّ ﻓُﻘَﺮَﺍﺀَ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ ﻳَﺪْﺧُﻠُﻮﻥَ
ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔَ ﻗَﺒْﻞَ ﺃَﻏْﻨِﻴَﺎﺋِﻬِﻢْ ﺑِﻨِﺼْﻒِ ﻳَﻮْﻡٍ ﺧَﻤْﺲِ
ﻣِﺎﺋَﺔِ ﻋَﺎﻡٍ

"Wahai orang-orang MISKIN , maukah aku beri kabar gembira kepada kalian ? Sesungguhnya orang-orang FAKIR-MISKIN dari Kaum Mukminin akan masuk SYURGA sebelum orang-orang kaya dengan jarak setengah hari yang setara dengan 500 tahun.."

Kemudian BELIAU membaca ayat:

ﻭَﺇِﻥَّ ﻳَﻮْﻣًﺎ ﻋِﻨْﺪَ ﺭَﺑِّﻚَ ﻛَﺄَﻟْﻒِ ﺳَﻨَﺔٍ ﻣِﻤَّﺎ
ﺗَﻌُﺪُّﻭﻥَ

"Sesungguhnya sehari di hadapan RABBMU adalah seperti seribu ( tahun ) menurut perhitunganmu.."

{ Surah AL-HAJJ Ayat 47 }

{ HR . IBNU MAJAH 4114 , Shahih }

#ALLOH...

Karakter, Kejujuran,Etika dan Adab suatu Bangsa

Mengapa Denmark Menjadi Salah Satu Negara Termakmur Dunia? 

( 💜KARAKTER, KEJUJURAN,  ETIKA, ADAB suatu Bangsa💜 )


Oleh: Prof.Dr. Komaruddin Hidayat

 * Mari kita belajar kebaikan dari siapa saja, dari mana saja dan kapan saja.

Mengapa Denmark menjadi salah satu negara paling makmur di dunia?
Padahal negaranya tidak memiliki sumber kekayaan alam yang melimpah,  padahal kondisi musim di negara itu sangat ekstrim karena dekat dengan kutub utara.Padahal di negeri ini matahari dan siang hari hanya sebentar saja, terutama di musim dingin..

Suatu hari tanpa sengaja, saya mengarahkan jari-jemari saya melalui google untuk membuka sejarah negara Denmark. Dari info Wikipedia yang  saya baca ternyata Denmark adalah:

💗negara paling nyaman untuk tempat tinggal manusia di dunia 💗negara dengan pendapatan penduduk paling tinggi di dunia 💗negara paling makmur di dunia 💗paling bersih di dunia
💗hingga mendapat gelar “Negeri Dongeng”

Meskipun kemudian tingkat kenyamanannya tergeser oleh New Zealand. New Zealand menempati urutan pertama negara paling nyaman untuk tempat tinggal manusia di dunia!!

Sebagai seorang pendidik, saya langsung berpikir bahwa mungkin yang menjadi penyebab Denmark dan New Zealand menjadi negara termakmur adalah karena pendidikan mereka yang sangat baik?
Namun ternyata dugaan saya keliru ! Orang-orang Denmark justru percaya bahwa penyebab dari negaranya menjadi negara termakmur, ternyaman dan teraman adalah karena MASYARAKATNYA JUJUR !

Orang Denmark percaya bahwa semua kebaikan yang ada di negaranya berawal dari KEJUJURAN !!
Pada saat seorang jujur maka semua fasilitas umum untuk rakyat akan terbangun dengan baik oleh pemerintah, sebagaimana mestinya sesuai standar mutu yang telah ditetapkan di segala bidang mulai dari kesehatan, pendidikan, kesejahteraan dll.

Masyarakat Denmark percaya bahwa KEJUJURAN  bisa melahirkan segalanya. Mereka percaya bahwa setiap manusia itu pintar, dengan kejujuran maka setiap kepintaran manusia akan menjadi manfaat bagi sesama dan seluruh negeri.

Mereka yakin jika setiap aparat pemerintah jujur, mulai dari pejabat, menteri, polisi dan seterusnya dan rakyatnya jujur maka sebuah negara bisa menjadi MAKMUR tanpa perlu menjadi yang paling pintar di bidang pendidikan.

Ternyata memang benar, Denmark masuk dalam salah satu negara dengan  TINGKAT KORUPSI NYARIS 0 , seperti juga di Finlandia dan New Zealand. Karena kejujuran itulah akhirnya pendidikan di negara ini pun menjadi lebih baik dan sangat maju !

Jadi tidak salah jika kita katakan bahwa ketidak jujuran (mental korup), akan melahirkan BENCANA BERANTAI dalam sebuah negara. Mereka begitu yakinnya bahwa kejujuran adalah awal dari semua kebaikan dan BUKANNYA KEPINTARAN !

10 tahun silam, kejujuran dan etika moral adalah prioritas utama, sedangkan kepintaran itu kita kembangkan kemudian, karena kita juga yakin bahwa setiap anak terlahir pintar.

Kita tidak terlalu pusing jika seorang anak belum bisa berhitung saat masuk SD atau bahkan setelah sekolah SD, tapi kami sangat peduli jika sorang anak tidak jujur dan  BERETIKA BURUK.

Setelah membaca artikel ini sepertinya saya diingatkan kembali oleh Tuhan Yang Maha Esa untuk tetap mempertahankan apa yang sudah kami yakini. Bahwa karakter, perilaku,  kejujuran, etika dan adab adalah landasan untuk membangun Indonesia yang kuat dan makmur !!  Bukan sekedar angka-angka akademik yang tertera di buku-buku raport sekolah.

Mari belajar dari pengalaman negara lain. Semoga kita bisa mengawali dari lingkup terkecil : KELUARGA dan SEKOLAH anak-anak-anak kita.
-------------------------------------------------------
ALLAHUMMA INNII AS-ALUKA 'ILMAN NAAFI'AN, WA RIZQAN THAYYIBAN, WA 'AMALAN MUTAQABBALAN.*

Yaa Allah ...
Sesungguhnya kami memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizqi yang halal, dan amal yang diterima..