Kamis, 10 November 2016

MU’JIZAT MERAWAT ORANG TUA

Uang bisa dicari,
Ilmu bisa digali,
tapi kesempatan untuk mengasihi orang tua takkan pernah terulang lagi,,

Orang tua yang semula begitu mulia, mendadak terasa menjadi sangat cerewet, dan menjadi sumber masalah rumah tangga. Apalagi bila si anak (laki-laki) tidak berhasil menyatukan hati istrinya dengan ibundanya.

Ketika ibu dari Iyas bin Muawiyah wafat, Iyas meneteskan air mata tanpa meratap, lalu beliau ditanya seorang sahabat tentang sebab tangisannya,

Jawabnya, “Allah bukakan untukku beberapa pintu untuk masuk surga, sekarang, satu pintu telah ditutup.”

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“ORANG TUA adalah# PINTU SURGA YANG PALING TENGAH, terserah kamu, hendak kamu terlantarkan ia, atau kamu hendak menjaganya.”
(HR Tirmidzi)

Al-Qadhi berkata, ” Maksud pintu surga yang paling tengah adalah pintu yang PALING BAGUS dan PALING TINGGI.

Dengan kata lain, sebaik-baik sarana yang bisa mengantarkan seseorang ke dalam surga dan meraih derajat yang tinggi adalah dengan mentaati orangtua dan menjaga serta merawatnya.”

Bersyukurlah jika kita masih memiliki orangtua, karena di depan kita masih ada pintu surga yang masih terbuka lebar.

Terlebih bila orangtua telah berusia lanjut.
Dalam kondisi tak berdaya, atau mungkin sudah pelupa, pikun dan terkesan cerewet,
atau tak mampu lagi merawat dan menjaga dirinya sendiri, persis seperti bayi yang baru lahir.

SUNGGUH TERLALU, ORANG YANG MENDAPATKAN ORANG TUANYA BERUSIA LANJUT, TAPI IA TIDAK MASUK SURGA, PADAHAL KESEMPATAN BEGITU MUDAH BAGINYA.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sungguh celaka… sungguh celaka… sungguh celaka..”,

lalu Seseorang bertanya “Siapakah itu wahai Rasulullah?”
Beliau bersabda, “Yakni orang yang mendapatkan salah satu orang tuanya, atau kedua orang tuanya berusia lanjut, namun ia tidak juga bisa masuk surga.”
(HR Muslim)

Ia tidak masuk surga karena tak berbakti, tidak mentaati perintahnya, tidak berusaha membuat senang hatinya, tidak meringankan kesusahannya, tidak menjaga kata-katanya, dan tidak merawatnya saat mereka tak lagi mampu hidup mandiri.

SAATNYA BERKACA DIRI, SUDAHKAH LAYAK KITA DISEBUT SEBAGAI ANAK YANG BERBAKTI ? SUDAHKAH LAYAK KITA MEMASUKI PINTU SURGA YANG PALING TENGAH?

Nasihat ini baik kita sampaikan kepada anak-anak kita..

Wallahu ‘a’lamu bishawab..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar